3 Kesalahan Fatal Yang Membuat Flash Fiction Anda Terlihat Buruk
Jika Anda ingin mengikuti lomba menulis flash fiction, pastikan Anda tidak melakukan 3 kesalahan berikut ini :
#1 Cerita tidak utuh
Flash fiction adalah rangkaian cerita utuh mulai dari awal, tengah sampai akhir.
Flah fiction diikat oleh satu benang merah yang jelas.
Saya melihat banyak penulis mengklaim karyanya sebagai flash fiction, tapi ternyata hanya merupakan sebuah potongan paragraf dari sebuah cerita besar. Anda bahkan tidak pernah tahu darimana awal ceritanya, mengapa cerita tersebut terjadi, dan bagaimana akhir ceritanya.
Ketidakutuhan lainnya juga tampak pada kalimat-kalimat yang cenderung berdiri sendiri. Kalimat-kalimat itu berbentuk bait/larik yang terpisah satu sama lain. Mirip puisi – disebut puisi tdk juga Tidak ada narasi transisi yang mengikat kalimat sebelum dengan sesudahnya.
#2 Memberitahu, tidak menunjukkan
Ini penyakit turun temurun yang juga banyak menjangkiti cerpen dan novel Indonesia. Terlebih karena keterbatasan kata biasanya penulis flash fiction mengambil jalan pintas untuk lebih banyak memberitahu pembaca ketimbang menunjukkan.
Alasannya tak ada ruang buat mendeskripsikan setting, karakter atau adegan-adegan tertentu.
Show don’t tell tidak semata mendeskripsikan secara spesifik seluruh karakter, setting atau kejadian tertentu.
Menunjukkan berarti Anda menghadirkan pembaca kedalam adegan seolah-olah dia memerankan salah satu karakter cerita. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini bisa dibaca pada seri artikel mungkinkah menulis fiksi dalam 100 kata……
#3 Resolusi Cerita Tidak Jelas
Saya mencurigai kelemahan ini dipengaruhi oleh kebiasaan menulis puisi.
Tak heran bila penulis cerita yang berlatar belakang pujangga lazim ditemui menulis ending yang membingungkan. Pembaca tidak (diberi) tahu apa resolusinya, apa perubahan yang terjadi pada karakternya ?
Cerita mereka menggantung begitu saja. Bersambung tidak, selesai pun tidak, oleh sebab cerita sekonyong-konyong berakhir.
Banyak penulis ternama menganjurkan untuk selalu mengakhiri cerita mini dengan teka-teki atau pertanyaan-pertanyaan buat pembacanya.
Dalam posisi saya sebagai pembaca, sangat terasa pengkhianatan oleh penulis pada saya yang telah merelakan waktu & uang untuk membaca tulisan penulis bersangkutan.
Pembaca ingin akhir flash fiction berupa resolusi yang jelas. Aturan ini tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Jadi, jika Anda ingin menulis flash fiction, hindari 3 kesalahan fatal diatas.
Bagaimana menurut Anda ? Saya ingin mendengar tanggapan Anda pada kolom komentar dibawah.
…Oh, yah, jangan lupa berbagi posting bermanfaat ini pada teman Anda via facebook & twitter.
Comments