Aulia Halimatussadiah; a writerpreneur
Semua penulis bermimpi menerbitkan buku. Namun seorang penulis bernama Aulia Halimatussadiah bermimpi, justru bagaimana cara agar rekan-rekannya sesama penulis bisa mewujudkan mimpi tersebut. Maka bersama beberapa koleganya pada oktober 2010 lalu, perempuan kelahiran Jogjakarta 17 Juni 1983 ini pun melaunching nulisbuku.com. Sebuah situs penyedia layanan online self publishing sistem print on demand. Lewat situs ini, para penulis bisa bertindak sebagai penerbit bagi bukunya sendiri.
Writerpreneur ?
Kita tahu, berpikir selangkah lebih maju dan jeli melihat peluang merupakan ciri utama seorang entrepreneur. Seorang penulis (writer), yang mengadaptasi prinsip-prinsip kewirausahaan kedalam profesinya, itulah kemudian yang menjadi referen dari istilah writepreneur. Contohnya pada apa yang dilakukan oleh Aulia Halimatussadiah cs. Yah, kami sendiri tidak yakin apakah anda familiar dengan istilah ini. Bahkan menemukan figur yang terang mengaku sebagai writepreneur di tanah air lumayan susah. Aulia Halimatussadiah mungkin salah satu sosok writepreneur Indonesia yang kiprahnya cukup menonjol. Dan kami beruntung bisa mewawancarai pendiri kutukutubuku.com (online book store) yang akrab disapa Ollie ini, untuk menggali lebih dalam mengenai konsep writepreneur. Berikut petikannya buat anda :
Seorang penulis, yang menerbitkan dan memasarkan bukunya secara mandiri, apa sudah layak disebut writepreneur ?
Ollie : Iya, menurut saya seorang penulis yang punya inisiatif untuk memasarkan bukunya secara mandiri, dan melakukan langkah-langkah strategis dalam melakukannya, sudah bisa disebut writerpreneur
Awam memahami profesi writepreneur sebatas penulis self publishing, ghost writer, freelance editor, atau konsultan penerbitan. Memang sesederhana itu ?
Ollie : Seseorang yang mampu melihat peluang dan memanfaatkan peluang tersebut di bidang penulisan, kemudian jika dari situ ia bisa menghasilkan uang dan tetap fleksibel memanfaatkan waktunya, maka ia sudah bisa disebut sebagai writerpreneur. Memang sesederhana itu
Aplikasi online -antara lain- yang dimanfaatkan oleh writepreneur tanah air ; online self publishing, professional blogger, membuka kursus menulis online, online book store, etc. Sebatas memanfaatkan fitur yang telah ada, belum menciptakan inovasi ?
Ollie : Saya percaya pada proses. Di Indonesia khususnya, orang yang menciptakan konten alias menulis itu masih sangat sedikit jika dibandingkan pembaca/penikmat/pengamat. Jadi saya senang jika makin banyak yang mulai menulis memanfaatkan fitur yang sudah ada. Inovasi akan menjadi step selanjutnya.
Rata-rata writepreneur memanfaatkan aplikasi online yang sama untuk memasarkan produk/jasa, khususnya promosi (web, blog, social media, online store, e-mail, iklan berbayar, iklan baris gratis, etc). Bagaimana cara keluar dari kerumunan itu dengan differensiasi yang unik ?
Ollie : Alat yang digunakan boleh sama, tapi ide untuk pemasaran pasti beda-beda. Kita semua punya akun twitter, tapi seberapa kreatif kita menggunakannya untuk menarik pembeli? Itu yang harus kita asah.
Online self publishing & writerpreneur
Kami memprediksi, online self publishing kelak akan menjadi arus utama penerbitan dimasa depan. Penerbit-penerbit konvensional pada akhirnya juga akan mengaplikasikannya. Anda (nulisbuku.com) tidak takut bersaing dengan para pemodal besar itu ?
Ollie : Passion dan komitmen kami pendiri-pendiri nulisbuku.com pada buku, dunia penulisan pada khususnya dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya, tidak dapat dikalahkan begitu saja oleh uang dari pemodal-pemodal besar. They can’t beat our passion.
Pasar buku masih didominasi oleh produk penerbit konvensional. Fasilitas mudah, cepat & biaya murah dijalur online self publishing menjadi alasan publik mempertanyakan mutu produk online self publishing. Tanggapan anda ?
Ollie : Produk kami tidak kalah bersaing dengan produk terbitan penerbit konvensional. Untuk masalah konten juga, memang tidak ada yang di-filter, namun sekali lagi ini menjadi sarana untuk latihan para penulis muda. Semakin sering menerbitkan buku, maka kualitas tulisannya semakin baik. Dan yang menilai adalah pembacanya sendiri. Positioning kami sebenarnya adalah menjadi sahabat penulis, karena mereka lah yang akan memasarkan sendiri bukunya.
Kalau boleh tahu, anda sendiri lebih merasa sebagai writer atau enterpreneur ?
Ollie : a writerpreneur
Sebagai penulis, Ollie termasuk produktif. Topik buku-buku yang ditulis sarjana Teknologi Informasi dari Universitas Gunadarma ini pun cukup beragam: Look! I’m on Fire; Je M’appelle Lintang; Mengaku Rasul; Burung-Burung Kertas; Membuat Toko Online dengan Multiply; Tak Tik Blog : Cara Bikin Blog, Paling Tokcer, Cepat Populer; Finding Soulmate For Mei; Panduan Praktis Mendesain Template Joomla ! (+ CD); Katakan Cinta; Trik Membuat Tampilan BLOG Lebih Menarik; After The Honeymoon – Drama Baru Dimulai Seusai Pesta; Tak Tik Top; AlphaWife; Makeover Template Joomla; Cinta: Sebuah Rumah untuk Hatimu.
Bagaimana anda menyiasati waktu, fokus & kreatifitas diantara kerja-kerja entrepreneur vs writer ?
Ollie: Bagi saya semuanya mengalir. Mind map sangat membantu untuk memetakan pemikiran saya sehingga efektif pula dalam menggunakan waktu. Untuk menulis, saya bisa menulis kapan saja, tapi saya suka membuat waktu khusus yang dalam satu hari kerjaan saya hanya menulis (apa saja mulai blog, puisi, cerpen atau novel)
Setelah kutukutubuku.com & nulisbuku.com, apa rencana produk anda berikutnya sebagai writepreneur ?
Ollie : Saya sedang mempersiapkan sebuah website online writing class, semoga bisa segera launching dalam 2 atau 3 bulan ke depan
Apa pesan motivasi anda, agar para penulis mau bermetamorfosa menjadi writepreneur ?
Ollie : Menulis adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau ide yang ada di pikiran Kamu. Pastikan lebih banyak orang membaca pesan itu. Caranya? Pasarkan buku sebaik mungkin dan eventually, uang dan ketenaran akan mengikuti
Terima kasih
Comments