Chapter 139


31.

— Perhatian: Berhati-hatilah dalam mengelola Karma.

“……?”

Ransel menatap sesaat alarm yang muncul di depan matanya, lalu mengabaikannya.

Orang-orang yang membawa bunga terus berdatangan ke dalam ruangan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa semua tokoh kelas atas di ibu kota telah hadir.

Kapan terakhir kali begitu banyak tamu mengunjungi keluarga kekaisaran?

Ransel mengalihkan pandangannya dari kerumunan yang membanjiri. Ia memandangi cincin yang tersemat di jari manisnya.

Hadiah dari masa kecil, tidak terlalu mewah, tidak terlalu polos.

‘Aku juga sudah sukses.’

Menikahi seorang putri.

Ransel, suami sang putri.

Ia tersenyum samar.

32.

“Kenapa Tuan Ransel tidak bisa punya anak?”

“Tiba-tiba ada pembicaraan apa?”

“Begitulah. Aneh, kan? Akan sangat sedih jika kita tidak bisa bertemu lagi setelah melahirkan, tetapi tidak bisa punya anak sama sekali, itu juga sedih dengan cara tersendiri.”

“Masalah yang rumit.”

“Hmm, bagaimanapun, aku ingin melihat bayi suatu hari nanti, Ransel. Mari kita cari solusinya di kehidupan selanjutnya.”

“Apakah kita benar-benar perlu punya anak? Aku pikir cukup jika kita berdua saja.”

“Memang, aku juga berpikir begitu. Tapi coba pikirkan, Tuan Ransel.”

“Memikirkan apa?”

“Suatu hari nanti, kekaisaran ini akan damai, kan? Akan ada masa di mana tidak ada perang, dan kita berdua hidup sampai tua.”

“Pertama-tama, bicaralah dengan lebih rendah.”

“Di era perdamaian ketika bunga-bunga akan bermekaran di seluruh kekaisaran dan daratan, roti dan susu akan berlimpah. Di masa ketika tidak ada jejak perang sama sekali, dan hijaunya rumput membentang hingga ke kejauhan, di mana anak-anak yang bahagia akan berlarian setiap siang…!”

Rambut Marigold bergoyang tertiup angin, wajahnya memerah dengan mata terpejam dan tangan tergenggam erat.

“Aku berharap anak yang kita lahirkan juga ada dalam pemandangan itu.”

Kenangan masa kecil di Wilayah Dante. Itulah kedamaian yang dipikirkan Marigold.

“Angin segar, ladang berwarna emas, Wilayah Dante yang penuh tawa, permen madu dan sandwich…!”

“…….”

Pidato panjang Marigold membangkitkan kenangan yang terasa rindu. Ransel tak sadar membayangkan pemandangan yang ia pikirkan.

“Memikirkannya membuatku merasa bersemangat, Tuan Ransel.”

“Yah, bagaimana kalau kita lanjutkan obrolan itu nanti?”

“Hah? Kenapa?”

“Medan perang.”

Ransel menunjuk ke depan. Ribuan tentara bertempur di depan mereka.

Masih terlalu dini untuk berbicara tentang perdamaian.

“Kau adalah komandan tentara kekaisaran.”

“Begitulah!”

Marigold mencabut benderanya dan mengangkatnya.

“Ayo kita buat laporan kemenangan lagi hari ini, Tuan Ransel.”

.

.

.

Selama dua tahun sejak Marigold dewasa, banyak hal terjadi jika dipikir-pikir kembali.

“Apa yang akan kita lakukan sepulang hari ini, Ransel.”

Di dalam kereta yang kembali setelah pertempuran di malam yang gelap, Ransel memikirkan dua tahun terakhir.

Hal pertama yang muncul di benak adalah pernikahan mereka, dengan kerja sama aktif dari Putri Pertama.

—Aku lebih heran kau menunggu sampai dewasa? Aku tadinya akan memaksamu.

Putri Violet malah membawa Marigold dan Ransel ke upacara pernikahan kekaisaran seolah-olah mereka sudah menunggu.

Periode persiapan hanya seminggu. Namun, itu adalah upacara pernikahan yang paling mewah yang pernah ada.

Pada hari itu, ketika banyak tamu datang membawa bunga dan hadiah, Marigold yang dipeluk tampak bahagia. Ransel berpikir itu sudah cukup.

—Marigold, Ransel Dante.

—Sang Putri dan Ksatranya menikah.

—Apakah surat itu memang surat cinta?

Kekaisaran kembali gempar melihat hasil dari sebuah romansa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.

* * *

Hal berikutnya yang muncul adalah kenangan dua bulan mereka menghabiskan bulan madu di ibu kota.

—Sekali lagi.

—Kau tidak tidur?

—Sekali lagi!

Ransel disiksa oleh Marigold tanpa libur sehari pun.

Itu benar-benar bisa disebut latihan fisik. Ransel merasa beruntung karena ia mandul.

Tetapi apakah pikiran Marigold sedikit berbeda?

—Anjing baru lagi dari mana?

—Akan menyenangkan jika memelihara banyak.

Karena ia selalu membawa pulang anjing dari suatu tempat, di taman Marigold dan Ransel, tempat puluhan anjing berlarian.

—Ada banyak sekali anjing, Tuan Ransel!

Bahkan sampai harus memanggil Dyr, pelatih anjing pemburu yang merupakan kenalan masa kecil.

—Sekarang dilarang.

—Ugh, ya.

Akhirnya, setelah diberi ancaman, pengumpulan anak anjing Marigold berhenti. Meskipun sudah agak terlambat.

* * *

Hal berikutnya yang muncul adalah berita pemberontakan Pangeran ke-5 dan ke-6.

—Yang Mulia Kaisar mangkat!

Bersamaan dengan desas-desus itu, keduanya menggerakkan pasukan masing-masing di bagian barat dan tengah daratan.

—Lagi?

Selalu terjadi.

Selalu situasinya begitu.

Ransel tidak menganggapnya terlalu serius.

Sebaliknya, ia hanya berpikir ‘akhirnya datang juga’. Marigold juga sama.

—Merry, Ransel! Ayo kabur! Kekaisaran akan segera berakhir! Cepat!

Bahkan ketika Putri ke-3 Claria panik dengan wajah pucat pasi, Ransel dan Marigold tidak terlalu terguncang.

—Claria. Kemari.

—Me, Merry…

Marigold memeluk Claria yang gemetar ketakutan dan menenangkannya.

—Claria, aku akan membawa kedamaian ke kekaisaran ini. Aku sudah sering kabur.

—Merry, kau, jangan…!

—Bagaimana menurutmu, Ransel?

—Seperti yang Tuan putri inginkan.

—Hiiik! Orang-orang ini gila?!

—Kau akan ikut juga, kan?

—A, aku tidak apa-apa, aku akan mengungsi ke pulau…

—Lebih aman jika kau ikut?

—…….

Itu adalah Putri ke-3 yang tidak memiliki minat besar selain pesta dan sosialita.

Tentu saja, ia tidak memiliki kekuatan sendiri sama sekali, dan bahkan pasukan pengawalnya hanya sekitar dua puluh orang jika dikumpulkan.

—Ka, kau akan melindungiku?

—Tentu saja. Claria adalah temanku.

—Merry…!

Akhirnya ia mengungsi ke perbatasan timur daratan bersama Marigold dan Ransel.

Meskipun begitu, ia memiliki kemampuan deteksi bahaya yang luar biasa, jadi kali ini ia selamat.

—Yang Mulia Marigold berangkat!

Setelah itu, terus terjadi pertempuran dan pertempuran.

Setelah perang usai, perang lagi, memimpin pasukan kekaisaran untuk membasmi kekuatan pemberontak di ladang, hutan, pegunungan, dan tepi sungai.

—Bunuh! Lebih baik mati saja!

Tiga bulan berlalu, pasukan Marigold berhasil menangkap Pangeran ke-6. Ia yang tadinya banyak bicara akhirnya dibawa ke ibu kota dan dipenjara.

Setahun lebih berlalu, tiga anggota keluarga kekaisaran lainnya yang bergabung dengan republik ditangkap. Mereka juga dipenjara di ibu kota.

===============

—Poin bonus Marigold meningkat.

—Poin bonus saat ini adalah ‘375’.

※Manfaat bonus yang belum digunakan: Kupon diskon Karma 50%.

===============

Dua tahun telah berlalu hingga hari ini, ketenaran Marigold kini dikenal di bawah langit benua ini.

Perang yang mengguncang seluruh kekaisaran pun untuk sementara waktu berakhir. Meskipun Kekaisaran Frigia terpecah menjadi tiga wilayah.

Kekuatan ibu kota yang berpusat pada Putri Pertama dan Marigold,

Kekuatan utara yang berpusat pada Pangeran ke-1.

Kekuatan barat yang berpusat pada Pangeran ke-5.

‘Syukurlah ini terselesaikan dari periode negara-negara berperang menjadi periode tiga kerajaan?’

Yah.

Bagaimanapun.

Ke depannya, perang yang sangat panjang akan terjadi di tanah ini. Namun, tidak mungkin untuk mengakhirinya sekarang.

Terhitung puluhan tahun dalam jangka pendek, dan ratusan tahun jika dipikirkan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, Ransel, yang menunda pembicaraan itu karena kesibukan, sekarang berniat mengatakannya kepada Marigold.

33.

“Merry.”

“Ya?”

Dalam perjalanan kembali ke ibu kota.

Di dalam kereta yang melaju di jalan setapak.

“Dulu ya.”

Ransel menyinggung hal yang terlambat dua tahun dari jadwalnya.

“Kau bilang kau ingat kehidupan sebelumnya.”

Ransel, yang tadinya berbicara dengan sopan, kini merendahkan Marigold.

Apakah dia merasakan hal itu juga? Dengan mengedipkan mata, ia menatap Ransel.

“Sebenarnya…”

Kata-kata itu sulit keluar.

Ransel akhirnya membuka mulutnya.

“Bagaimana kalau aku juga ingat.”

“……”

Marigold memiringkan kepalanya.

Kedua matanya yang menatapnya tampak kosong.

“……?”

“……”

Ransel mengibaskan tangannya di depan mata.

Tidak ada reaksi. Apakah karena terlalu terkejut?

“Jika aku, Merry, benar-benar mengingat semua yang terjadi di kehidupan sebelumnya….”

Tidak masalah apakah dia langsung mengerti atau tidak. Ransel terus berbicara.

“Jika kau menjadi tentara bayaran, menjadi simbol Gereja Santa, menjadi pejabat administrasi, menjadi bajak laut dan pencuri… pokoknya, jika kau ingat semuanya. Bagaimana menurutmu?”

Ia terus berbicara.

“……Aku bukan bermaksud menyembunyikannya, hanya saja aku ragu untuk memberitahumu karena kupikir kau akan menganggapnya aneh. Aku memberitahumu karena aku merasa bersalah jika terus menyembunyikannya.”

Tentu saja, ini bohong.

Ia memberitahunya karena ia tahu bahwa mengungkapkan rahasia adalah pilihan yang lebih baik baginya dan Marigold.

Sebenarnya, ia sudah ingin mengatakannya di putaran sebelumnya, tetapi tidak pernah tersampaikan.

“Tuan Ran… sel….”

Tatapan Marigold bergetar.

Ransel berdeham tanpa alasan.

“Aku ingin mengatakannya ketika waktunya tepat, tetapi aku tidak punya keberanian.”

Ada keheningan.

Marigold menggerakkan bibirnya.

“…….”

Hmm.

‘Sampai di sini aku sudah memikirkannya, bagaimana selanjutnya?’

Ransel juga bingung.

Ia hanya mendekatinya.

Tangan mereka yang saling menggenggam semakin erat.

‘Ah.’

Ia teringat.

Kata yang bisa menenangkan orang yang seharusnya bingung seketika.

Kata yang belum pernah didengar Marigold sekali pun.

Ia akan mengatakannya sekarang.

“Merry.”

Meskipun sedikit tiba-tiba, itu adalah kata yang akan berhasil dengan baik.

“……Sa….”

Saat ia membuka mulut dengan wajah memerah yang jarang terjadi.

“……!”

Tiba-tiba ekspresi Ransel menjadi dingin.

Marigold juga sama.

Mereka berdua menarik gagang pedang dari pinggang mereka bersamaan.

“Merry!”

“Tuan Ransel, hati-hati…!”

BRAAAAM-!

Kereta terbalik.

“Ser, serangan mendadak! Serangan mendadak!”

Teriakan pecah dari barisan.

Di jalan yang hanya beberapa jam lagi memasuki ibu kota.

Pasukan Marigold, yang sudah lama memasuki zona aman, diserang dari samping.

“Kkrrk!”

“Kkeng!”

Karena serangan kuda-kuda perang, kereta terbalik.

‘Putri Pertama, kau lebih cepat dari yang kukira.’

Pokoknya, wanita yang tidak sabaran itu.

-Ransel, Merry, kita kan teman?

Ransel menggeretak kan giginya.

DUAAARR-!

Guncangan besar kembali mengguncang kereta.

“Merry, kau baik-baik saja?”

“T, tentu saja. Ugh.”

“Kepalamu berdarah.”

“Hiiik!”

.

.

.

Tentu saja pertempuran dimenangkan oleh Ransel. Tentara Putri Pertama perlahan-lahan hancur di depan Marigold Knights yang ia pimpin.

Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, Ransel telah mengasah kemampuannya.

Meskipun belum sekuat masa-masanya dulu ketika ia disebut Ksatria Fajar, ia tidak sampai kalah dari ksatria Putri Pertama yang tidak terbiasa dengan perang.

“……Ransel Dante! Kau ternyata lebih hebat dari yang kudengar. Senang bertarung denganmu.”

Orang terdekat Putri Pertama.

Pria yang dijuluki Pedang Terbaik Kekaisaran.

Mantannya guru Ransel.

Dengan pedang yang ditancapkan Ransel di dadanya, pertempuran berakhir.

“Ransel…!”

“……Merry!”

Masalahnya, Marigold, yang terluka di kepala selama pertempuran, pingsan pada saat yang bersamaan. Ia membutuhkan sekitar seminggu untuk membuka matanya lagi.

“Kau sudah agak baikan?”

“Tuan Ran… sel….”

Marigold tampak tidak begitu ingat apa yang terjadi padanya.

“Bagaimana dengan kesatriaku….”

“Jangan khawatir, Merry.”

Ransel merebahkan kembali Marigold yang mencoba bangkit.

“Untuk sementara tidak akan ada lagi perang atau pertempuran.”

==============================

—Selamat. Marigold meraih kemenangan. Ia naik menjadi satu-satunya penguasa ibu kota dan calon pewaris takhta kekaisaran yang paling menjanjikan.

※Apakah kehidupan yang mudah selalu datang dengan masalah? Marigold menderita penyakit akibat gegar otak. Moral, martabat, pesona NAIK! Iman, stamina, kekuatan fisik, kekuatan sihir TURUN.

===============

34.

Ruang audiensi.

Lantai berlumuran darah.

Pemandangan tumpukan mayat.

“Pada akhirnya, Beth Wayne juga tidak bisa mengalahkan pasukan Ransel.”

Violet menunggu Ransel dengan wajah tertawa.

“Tuan Ransel memang ksatria yang hebat. Seharusnya aku mendapatkannya lebih dulu, malah menyerahkannya pada Merry.”

Wajahnya penuh senyum.

Ia tidak menunjukkan gelagat apa pun.

“Bolehkah aku bertanya satu hal.”

“Tentu. Sekarang aku akan menjawab apa pun.”

“Mengapa kau memberi Marigold kebebasan.”

“Huh?”

Ini adalah hal yang ingin ia ketahui.

Pada hari itu.

Ketika Ransel muda menghalangi kereta.

Ia tidak benar-benar harus menepati janji itu.

“……Kau ingin tahu itu, Tuan Ransel….”

Namun Putri Pertama menepati janjinya. Ia membawa Marigold ke istana dan mengembalikan nama kekaisaran.

Mengapa?

“Karena….”

Senyum Putri Pertama semakin dalam.

“Kukira Ransel akan melakukan apa saja untuk melindungi Merry.”

“……?”

“Kukira Tuan Ransel akan menggantikanku melakukan hal yang seharusnya kulakukan demi Merry.”

Jawaban yang tak terduga.

“Dan jika Merry mati, aku berencana langsung menikah dengan Tuan Ransel. Karena itu akan membantuku.”

Putri Pertama menjawab dengan licik, menjulurkan lidahnya sedikit.

Ransel tertawa getir.

“……Masalahnya, Ransel, kau ternyata jauh lebih hebat dari yang kubayangkan, yang membuatku sedikit kesulitan. Hidup benar-benar tidak berjalan sesuai keinginanku.”

Seberapa banyak yang tulus?

Ransel memutuskan untuk tidak memikirkannya.

Bagaimanapun, itulah jawaban yang bisa ia berikan. Ransel mengenal wanita bernama Putri Pertama dengan sangat baik.

“Maafkan aku, Ransel. Kau marah sekali?”

“Mana mungkin.”

“Syukurlah kalau begitu.”

Ransel menyimpan pedangnya dan mendekatinya.

“Aku tidak akan membunuhmu. Aku akan membiarkanmu menghabiskan sisa hidupmu di istana dengan kemewahan. Anggap saja ini perlakuan terakhir Yang Mulia Marigold kepada teman lamanya.”

“……Aku tidak akan bilang terima kasih. Aku adalah orang yang lebih takut pada hari ini tanpa kekuasaan daripada hari esok yang terbakar.”

“Aku tidak tahu.”

Putri.

Pengasingan.

Ketika ia dibawa ke paviliun terpisah, tepat sebelum pintu ditutup, ia tiba-tiba membuka mulutnya.

“Apakah Merry akan menjadi Kaisar? Rasanya tidak cocok.”

“Aku setuju.”

“Ahaha! Kejam sekali, mengatakan itu pada pemimpinmu sendiri?”

“……”

Pintu perlahan tertutup.

“Kita kan teman, Ransel?”

“…….”

GEDEBUK!

Sampai saat-saat terakhir sebelum diasingkan, Putri Pertama tetaplah Putri Pertama.

.

.

.

===============

—Selamat.

—Marigold mencapai pencapaian ‘Marigold, Permaisuri Frigia’.

===============